Semua lautan pada waktu itu ada di langit, dan semua unsur yang belum menyatu pada waktu itu merupakan gas di udara. Setelah air itu berada di udara luar, maka jatuhlah ia ke bumi, tetapi belum dapat mencapai bumi. Karena suhu di dekat bumi lebih tinggi daripada apa yang ada pada jarak beribu-ribu mil. Sudah tentu kemudian datang waktu di mana angin menyampaikannya ke bumi untuk terbang kembali dalam bentuk uap. Ketika lautan berada di udara, maka luapan-luapan air yang terjadi bersama dengan meningkatnya pendinginan itu berada di atas perhitungan, dan masih terjadi keributan-keributan (keberantakan).”
Perkiraan ini, seandainya kita tidak menghubungkannya dengan nash Al-Qur’an, memperluas keterbatasan persepsi kita terhadap nash dan sejarah yang diisyaratkannya. Yaitu, sejarah pencurahan air dengan pencurahan yang sebenar-benarnya, dan apa yang dikemukakannya ini adalah benar. Ditemukan juga perkiraan lain mengenai asal-usul air di bumi ini, sedang nash Al-Qur’ an tetap up to date untuk membicarakannya kepada semua manusia pada semua lingkungan dan generasi.
Begitulah permulaan cerita makanan, “Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air. ” Tidak seorang pun yang mengira bahwa Allah telah menciptakan air ini dalam berbagai bentuknya dan dalam berbagai cerita kejadiannya. Mereka tidak mengira bahwa Allah telah mencurahkannya ke bumi dengan sungguh-sungguh, supaya cerita makanan ini berjalan sesuai alurnya.
“Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya.” (‘Abasa: 26)
Ini merupakan kelanjutan tahapan pencurahan air. Kisah ini sangat layak dikemukakan kepada manusia yang mula-mula melihat air tercurah dari langit dengan kekuasaan yang bukan kekuasaan dirinya, dan dengan pengaturan yang bukan dia pengaturnya. Kemudian dia melihat bumi merekah dan tanahnya mengembang. Atau, ia melihat tumbuhan membelah bumi (tanah) dengan kekuasaan Yang Maha Pencipta tumbuh menurut cara dan bentuknya, dan berkembang di udara di atas kepalanya.
Benih tanaman itu kecil dan kurus, sedang bumi (tanah) di atasnya (yang menindihnya) adalah berat dan berat Tetapi, tangan yang mengaturnya membelahkan bumi untuknya dan membantunya tumbuh menerobos timbunan tanah itu. Padahal, benih (tanaman yang masih berupa bakal batang, bakal daun dan sebagainya) itu kecil, lemas, dan lembut. Ini adalah suatu keajaiban luar biasa yang dapat dilihat oleh setiap orang yang mau merenungkan terbelahnya tanah diterobos oleh tumbuh-tumbuhan untuk tumbuh. Juga dapat dilihat oleh setiap orang yang merasakan adanya kekuatan yang mutlak di baliknya, kekuatan yang halus dan tersembunyi dalam tumbuhan yang lembek dan lemas itu.
Apabila pengetahuan manusia semakin meningkat, maka berkembang pulalah jangkauan pemikirannya terhadap nash ini. Mungkin pembelahan bumi itu agar ia layak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan dengan gambaran yang jauh melebihi apa yang kita gambarkan di muka. Mungkin ia mencakup pengertian perekahan kerak bumi disebabkan pemampatan besar yang diisyaratkan oleh perkiraan ilmiah sebagaimana disebutkan di muka. Juga disebabkan oleh unsur-unsur udara yang banyak yang oleh para ilmuwan sekarang diprediksi bahwa unsur-unsur ini bekerja sama untuk membelah kerak bumi yang keras di permukaan bumi yang merupakan kulitnya, sehingga diperoleh lapisan tanah yang layak ditumbuhi tanaman. Ini merupakan bekas atau dampak yang ditimbulkan oleh air sebagai kelanjutan sejarah pencurahan air itu, yang sangat serasi dengan apa yang diisyaratkan oleh nash-nash tersebut.
Baik yang ini maupun yang itu, atau kejadian lainnya selain kedua hal tersebut, yang merupakan implementasi dari kedua ayat di atas, maka tahapan ketiga dalam cerita ini adalah tumbuh-tumbuhan dengan segala macam dan jenisnya. Yakni, yang disebutkan sebagiannya di sini yang lebih dekat keberadaannya dengan orang yang diajak bicara (pendengar atau pembaca Al-Qur’an), dan lebih umum cakupannya mengenai makanan manusia dan binatang ternak.
(Bersambung ke bagian-13)
Untuk memiliki perpustakaan online Materi Tarbiyah atau untuk bisa mendownload Materi Tarbiyah lebih lengkap, Silahkan klik : http://tarbiyah-online.com/?id=kodiron