Tafsir Surat ‘Abasa (Bagian ke-12)

 

Semua lautan pada waktu itu ada di langit, dan semua unsur yang belum menyatu pada waktu itu merupakan gas di udara. Setelah air itu berada di udara luar, maka jatuhlah ia ke bumi, tetapi belum dapat mencapai bumi. Karena suhu di dekat bumi lebih tinggi daripada apa yang ada pada jarak beribu-­ribu mil. Sudah tentu kemudian datang waktu di mana angin menyampaikannya ke bumi untuk terbang kembali dalam bentuk uap. Ketika lautan berada di udara, maka luapan-luapan air yang terjadi bersama dengan meningkatnya pendinginan itu berada di atas perhitungan, dan masih terjadi keributan-keributan (keberantakan).”

Perkiraan ini, seandainya kita tidak menghubung­kannya dengan nash Al-Qur’an, memperluas keter­batasan persepsi kita terhadap nash dan sejarah yang diisyaratkannya. Yaitu, sejarah pencurahan air de­ngan pencurahan yang sebenar-benarnya, dan apa yang dikemukakannya ini adalah benar. Ditemukan juga perkiraan lain mengenai asal-usul air di bumi ini, sedang nash Al-Qur’ an tetap up to date untuk membicarakannya kepada semua manusia pada semua lingkungan dan generasi.

Begitulah permulaan cerita makanan, “Sesungguh­nya Kami benar-benar telah mencurahkan air. ” Tidak seorang pun yang mengira bahwa Allah telah men­ciptakan air ini dalam berbagai bentuknya dan dalam berbagai cerita kejadiannya. Mereka tidak mengira bahwa Allah telah mencurahkannya ke bumi dengan sungguh-sungguh, supaya cerita makanan ini ber­jalan sesuai alurnya.

“Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya.” (‘Abasa: 26)

Ini merupakan kelanjutan tahapan pencurahan air. Kisah ini sangat layak dikemukakan kepada manusia yang mula-mula melihat air tercurah dari langit dengan kekuasaan yang bukan kekuasaan dirinya, dan dengan pengaturan yang bukan dia pengaturnya. Kemudian dia melihat bumi merekah dan tanahnya mengembang. Atau, ia melihat tum­buhan membelah bumi (tanah) dengan kekuasaan Yang Maha Pencipta tumbuh menurut cara dan bentuknya, dan berkembang di udara di atas ke­palanya.

Benih tanaman itu kecil dan kurus, sedang bumi (tanah) di atasnya (yang menindihnya) adalah berat dan berat Tetapi, tangan yang mengaturnya mem­belahkan bumi untuknya dan membantunya tumbuh menerobos timbunan tanah itu. Padahal, benih (tanaman yang masih berupa bakal batang, bakal daun dan sebagainya) itu kecil, lemas, dan lembut. Ini adalah suatu keajaiban luar biasa yang dapat dilihat oleh setiap orang yang mau merenungkan terbelahnya tanah diterobos oleh tumbuh-tumbuhan untuk tumbuh. Juga dapat dilihat oleh setiap orang yang merasakan adanya kekuatan yang mutlak di baliknya, kekuatan yang halus dan tersembunyi dalam tumbuhan yang lembek dan lemas itu.

Apabila pengetahuan manusia semakin mening­kat, maka berkembang pulalah jangkauan pemikir­annya terhadap nash ini. Mungkin pembelahan bumi itu agar ia layak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan de­ngan gambaran yang jauh melebihi apa yang kita gambarkan di muka. Mungkin ia mencakup penger­tian perekahan kerak bumi disebabkan pemampatan besar yang diisyaratkan oleh perkiraan ilmiah se­bagaimana disebutkan di muka. Juga disebabkan oleh unsur-unsur udara yang banyak yang oleh para ilmuwan sekarang diprediksi bahwa unsur-unsur ini bekerja sama untuk membelah kerak bumi yang keras di permukaan bumi yang merupakan kulitnya, sehingga diperoleh lapisan tanah yang layak di­tumbuhi tanaman. Ini merupakan bekas atau dam­pak yang ditimbulkan oleh air sebagai kelanjutan sejarah pencurahan air itu, yang sangat serasi de­ngan apa yang diisyaratkan oleh nash-nash tersebut.

Baik yang ini maupun yang itu, atau kejadian lainnya selain kedua hal tersebut, yang merupakan implementasi dari kedua ayat di atas, maka tahapan ketiga dalam cerita ini adalah tumbuh-tumbuhan dengan segala macam dan jenisnya. Yakni, yang di­sebutkan sebagiannya di sini yang lebih dekat ke­beradaannya dengan orang yang diajak bicara (pen­dengar atau pembaca Al-Qur’an), dan lebih umum cakupannya mengenai makanan manusia dan bina­tang ternak.

(Bersambung ke bagian-13)

Untuk memiliki perpustakaan online Materi Tarbiyah atau untuk bisa mendownload Materi Tarbiyah lebih lengkap, Silahkan klik : http://tarbiyah-online.com/?id=kodiron

 

Leave a comment